Sabtu, 06 April 2013

BAB III DAN IV : PENINGKATAN PRESTASI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DI SMK NEGERI 1 SURABAYA

BAB III
METODE DAN ANALISA


Metoda yang digunakan untuk mengetahui “Peningkatan Prestasi Siswa Melalui Pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 1 Surabaya” dengan melihat hubungan antara nilai raport, hasil uji kompetensi dan nilai UNAS pada Program Keahlian Multimedia kelas XII MM 2 dan XII MM 3 di SMK Negeri 1 Surabaya adalah sebagai berikut.

A. ANALISIS VARIAN (ANOVA), dengan ketentuan :
Analisis varians yang digunakan adalah analisis varians dengan lebih dari satu sampel untuk setiap kelompok data.
a. Nilai uji kompetensi untuk dependent variable (dikelompokkan menjadi 2, yaitu dengan nilai cukup dan baik)
b. Nilai Rapor Kelas XII dan Nilai UNAS untuk fixed factor

B. ANALISIS REGRESI BERGANDA, dengan menggunakan variabel :
a. Nilai uji kompetensi untuk variabel Y
b. Nilai Rapor Kelas XII untuk X1
c. Nilai UNAS untuk X2 (1 = baik, 2 = cukup dan 3 = kurang)

C. DATA PENELITIAN
Data nilai siswa pada Program Keahlian Multimedia kelas XII MM 2 dan XII MM 3 di SMK Negeri 1 Surabaya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Data tersebut adalah data nilai uji kompetensi, nilai rapor dan nilai UNAS.

Tabel 3.1. Data Nilai Siswa Program Keahlian Multimedia kelas XII MM 2 dan XII MM 3 di SMK Negeri 1 Surabaya


D. ANALISA
a. Analisis Varian (ANOVA)
Data untuk analisisi varian dikelompokkan menjadi 2 kategori (cukup dan baik) berdasarkan nilai uji komptensi.Sehingga data yang ada menjadi seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Data Uji Analisis Varian

Hasil analisa varians dari output komputer dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3. Hasil Analisis Deskriptif

Tabel 3.4. Tabel Analisis ANOVA

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa :
Pengujian Hipotesis
Ho : Nilai Rapor dan nilai UNAS tidak ada pengaruhnya pada nilai uji kompetensi
H1 : Nilai Rapor dan nilai UNAS ada pengaruhnya pada nilai uji kompetensi
Statistik Uji

Dari nilai Pvalue

1. Pada baris Sample: nilai P Value Variabel Kategori dari Nilai Kompetensi. Tidak Signifikan 0,085 <0,05. 2. Pada baris Column: nilai P Value Nilai Rapot 1, Nilai Rapot 2 dan Nilai UNAS. Signifikan 2,479 E-21<0,05. 3. Pada baris Interaction: nilai P Value Interaksi Kategori dari Nilai Kompetensi dengan Nilai Rapot 1, Nilai Rapot 2 dan Nilai UNAS. Signifikan 0,008 <0,05. 4. Pada baris Within: Nilai Ms tersebut merupakan nilai Error. Makin kecil nilainya berarti makin baik model multivariatnya.


Gambar 3.1. Hasil Analisis Varians


Dari gambar dapat diketahui bahwa factor yang mempengaruhi nilai uji kompetensi tinggi adalah siswa dengan nilai UNAS baik dan nilai rapor lebih dari 7.

Kesimpulan :
Di dapat 0,008 < 0,05 Pvalue < α, yaitu tolak Ho, sehingga dapat diketahui bahwa nilai rapor dan nilai UNAS mempengaruhi nilai uji kompetensi. b. Analisis Regresi Berganda

Data untuk analisis regresi berganda dibedakan menjadi 2 variabel, yaitu Y dan X. Variabel Y adalah nilai Uji Kompetensi sedangkan variabel X adalah nilai Rapot dan nilai UNAS. Sehingga data yang ada menjadi seperti pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Data Uji Analisis Regresi Berganda


Hasil output komputer dari analisa regresi dapat dilihat pada uraian berikut :
Tabel 3.6. Descriptive Statictics

Tabel 3.7. Correlations

Tabel 3.8. Variables Entered/Removedb

Tabel 3.9. Model Summary

Tabel 3.10. ANOVA

Tabel 3.11. Coefficients

Tabel 3.12. Excluded Variables

Gambar 3.2. Histogram dengan Kurva Normal


Dari output dapat diketahui :
Model regresi :Y = 8,403 + 0,048X1 – 0,082X2 + 0,001 X3 atau
Nilai Uji Kompetensi =
8,403 + 0,048 Nilai Rapot 1 – 0,082 Nilai Rapor 2 + 0,001 Nilai UNAS

Dari Analisis Regresi Berganda :
a. Nilai Sig : 0.000 < 0.05  tolak Ho Arti model yang digunakan sudah benar/ sesuai dan berpengaruh terhadap nilai uji kompetensi. b. Nilai korelasi antara variabel Y dan seluruh variabel independen secara umum (R) 0,99859. Sedangkan koefiseien determinasi (R square) sebesar 0,9972. Artinya Nilai Rapot dan Nilai UNAS mempengaruhi nilai uji kompetensi 99,72%sehingga ada 0,28% variabel lain yang mempengaruhi nilai uji kompetensi. E. HASIL ANALISA
Dari hasil analisa ANOVA dan regresi didapatkan kesimpulan sebagai berikut
1. Nilai UNAS dan nilai rapor sudah sesuai dengan model regresi yang digunakan, yaituY = 8,403 + 0,048 X1 – 0,082 X2 + 0,001 X3
2. Model yang digunakan (nilai UNAS dan nilai rapor) berpengaruh terhadap nilai uji kompetensi sebesar 99,72% sehingga ada 0,28% variabel lain yang mempengaruhi nilai uji kompetensi.
3. Faktor yang mempengaruhi nilai uji kompetensi tinggi adalah siswa dengan nilai UNAS baik dan nilai rapor lebih dari 7.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian hasil penelitian hubungan antara nilai raport yang diperoleh dari proses kegiatan belajar mengajar, uji kompetensi dan UNAS dengan pembelajaran berbasis TIK dapat disimpulkan:

1. Project Based Learning (PBL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

2. Try Out dengan Sistem SEACYBERCLASS merupakan sebuah terobosan untuk menggantikan sistem ujian bersama yang konvensional, sistem ini menawarkan tingkat efisiensi yang tinggi dan pemanfaatan teknologi secara menyeluruh.

3. Secara umum kemampuan siswa yang memiliki nilai raport dan nilai uji kompetensinya tinggi, maka akan berpengaruh terhadap prestasi pada saat UNAS sehingga proses belajar mengajar sangat mendukung siswa untuk lebih antusias mengikuti pembelajaran.

4. Menurut data hasil pengolahan dataper kelompok penilaian, menunjukkan bahwa ketiganya mempunyai hubungan yang cukup signifikan sehingga diharapkan guru dapat memacu dan membimbing siswanya untuk ber-inovasi dengan berbagai metode pembelajaran seperti diskusi antar siswa dan guru, membuat project untuk latihan uji kompetensi, serta latihan – latihan lainnya. Dengan demikian secara umum proses pembelajaran harus berpusat pada siswa, agar merasa senang mengikuti KBM.

5. Semua pengolahan data dilakukan dengan system computer dan menggunakan berbagai software untuk perhitungan memiliki tingkat ke-valid-an yang tinggi.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran –saran sebagai berikut:

1. Kegiatan belajar mengajar hendaknya mengacu pada system yang tepat sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara alami, karena jika tidak dilakukan maka hasilnya tidak dapat meningkatkan prestasi siswa.

2. Untuk lebih memperkuat wawasan penelitian tindakan kelas diperlukan penelitian secara berkelanjutan agar dapat membantu guru dan siswa dalam upaya peningkatan prestasi siswa serta rekan guru agar lebih mendapat dukungan moril dan material.

3. Project Based Learning (PBL), Sistem SEACYBERCLASS maupun Inovasi dalam Pengembangan Bahan Ajar merupakan salah satu implementasi yang sangat diperlukan dalam pengembangan E – Learning bagi dunia pendidikan, yang dapat diterapkan di setiap sekolah di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Bamboomedia. 2006. Pengembangan Metode Project Based Learning sebagai metode dalam kegiatan belajar mengajar.

Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan (Action Research). Bahan Pelatihan Jakarta: Dikdasmen Depdikbud.

Depdikbud. 2006. Kurikulum SMK Edisi 2006. Buku Panduan Pelaksanaan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Jakarta: Dikmenjur Depdikbud.

Kementerian Pendidikan Nasional, 2010, Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010—2014, Jakarta.

Tania H. Gottschalk, Distance Education at a Glance, web page, http://www.uidaho.edu/evo/distglan.html, College of EngineeringUniversity of Idaho, Agustus 2002.

Tompkins, G.E & Hoskisson, K. 1991. Language Arts : Content and Teaching Strategis. New York: Macmillan.

Kozma, R.B. (1991), Learning with Media, Review of educational Research.

Microsoft. 2007. website http://pbl-online.org. Boise State University and the Buck Institute for Education.

Undang – Undang. 2003. Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

William Horton, Designing Web-Based Training, Wiley, 2000



BAB I DAN II : PENINGKATAN PRESTASI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DI SMK NEGERI 1 SURABAYA

BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG


Berdasarkan Undang – Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, program pembangunan pendidikan diarahkan pada upaya mewujudkan kondisi yang diharapkan, dan difokuskan pada tiga pilar kebijakan pendidikan yaitu : pemerataan dan perluasan akses pendidikan; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan; serta peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik tentang pengelolaan pendidikan. Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan kita, baik dalam kehidupan individu, bangsa maupun Negara.Oleh karena itu, pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik – baiknya, untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Saat ini telah terjadi pergeseran paradigma dari metode dan sistem manajemen serta mindset dari konvensional menuju sistem modern, yang semuanya berbasis TIK, sehingga yang terpenting adalah bukan lagi bagaimana Guru mengajar dengan baik (teacher centered), tetapi bagaimana siswa dapat belajar dengan baik dan berkelanjutan (student centered). Depkominfo, 2010

Seirama dengan perkembangan teknologi, untuk meningkatkan mutu pendidikan juga harus melakukan berbagai inovasi, diantaranya melalui pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).Dalam pengertian secara umum pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan sebuah revolusi dalam perkembangan teknologi digital yang ditandai dengan terjadinya konvergensi antara teknologi komunikasi, komputer, dan penyiaran (broadcasting) menjadi sebuah teknologi informasi.Internet menjadi jaringan informasi dan komunikasi global pada masa kini.

Implikasi perkembangan teknologi ini juga mempengaruhi kehidupan sosial.Teknologi Informasi dan Komunikasi yang awalnya sebagai obyek yang dipelajari sekarang menjadi media pembelajaran, berbisnis, bermain, bergaul, dan lain sebagainya. Dengan TIK tersedia sarana yang dapat diakses secara global dengan meninggalkan batasan konvensional melalui intranet maupun internet.Kenyataan inilah yang membuat dunia pendidikan untuk membuat sebuah sistem pendidikan berbasis TIK dan internet agar dapat menjangkau pengguna yang selama ini memiliki kendala teknis geografis dan juga kendala waktu.

Konsep pembelajaran berbasis TIK dapat digunakan untuk meningkatkan layanan mendistribusikan materi pembelajaran dan berbagai informasi yang berkaitan dengan pembelajaran. Sistem ini juga membentuk sebuah komunitas dimana terjadi proses transfer dan berbagi pengetahuan baik dalam satu komunitas maupun antar komunitas sehingga akan mempercepat terbentuknya sebuah masyarakat yang belajar (Learning Society).

Sejalan dengan perkembangan teknologi, SMK Negeri 1 Surabaya telah melaksanakan berbagai metode untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam proses pembelajaran, sejak diberlakukannya kurikulum SMK Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah banyak upaya untuk mencapai tujuan, dengan harapan mendapatkan hasil yang optimal, sehingga bermanfaat bagi semua pihak terkait. Untuk mengukur keberhasilan siswa, perlu diperhatikan adanya standar dan kriteria penilaian sehingga siswa dinyatakan lulus atau tidak lulus, dan oleh dunia kerja dinyatakan kompetensi atau tidak kompetensi.

Adapun jenis mata pelajarandi SMKterbagi dalam 3 kelompok yaitu (1) Kelompok Normatif yang terdiri dari Agama, PPKN, Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan serta Sejarah Nasional dan Umum; (2) Kelompok Adaptif, terdiri dari Matematika, Bahasa Inggris, Fisika, Komputer dan Kewirausahaan; (3) Kelompok Produktif yaitu mata diklat yang terkait dengan bidang keahlian yang dipilih oleh siswa yang bersangkutan sesuai dengan program keahliannya.

Untuk mengimplementasikan proses pembelajaran berbasis TIK tersebut, berbagai hambatan baik secara teori maupun praktek sangat bervariasi. Untuk itu berbagai upaya untuk meningkatkan prestasi siswa melalui kerjasama antara SMK Negeri 1 Surabaya dengan partnership diwujudkan dalam bentuk penilaian bersama atas beberapa Kompetensi dan Sub Kompetensi yang ada dalam kelompok Produktif.

Adapun hasildari pembelajaran berbasis TIK tersebut diambil dari : (1) Nilai Raport; (2) Nilai Uji Kompetensi dan (3) Nilai Ujian Nasional dari dua kelas secara paralel pada jurusan Multimedia. Untuk itu berbagai inovasi terus dikembangkan dan dilakukan demi tercapainya peningkatan prestasi siswa di SMK Negeri 1 Surabaya.Berdasarkan uraian diatas penelitian bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Siswa Melalui Pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 1 Surabaya”.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari berbagai kondisi dan kendala yang ada teridentifikasi beberapa permasalahan lapangan sebagai berikut :
1. Beberapa kesulitan dalam menerapkan pembalajaran berbasis TIKpada berbagai mata pelajaranbaik yang diterapkan pada kelompok mata pelajaran adaptif, normatif maupun produktif di SMK Negeri 1 Surabaya.
2. Belum teridentifikasinya secara jelas antara hasil prestasi siswa di sekolah dengan nilai kompetensi yang diberikan oleh dunia kerja, serta nilai prestasi dalam UNAS.

C. BATASAN MASALAH
Melihat hasil Ujian Nasional Siswa pada Program Keahlian Multimedia kelas XII MM 2 dan XII MM 3 di SMK Negeri 1 Surabaya tahun pelajaran 2011/2012 melalui pembelajaran berbasis TIK.

D. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur dan mencari hubungan antara nilai raport, nilai kompetensi dan Ujian Nasional. Sedang sasarannya adalah untuk memberi gambaran tentang hasil prestasi siswa dengan berbagai sistem pembelajaran berbasis TIK pada kelompok mata pelajaran adaptif, normatif dan produktif, pada siswa yang sama.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A. LANDASAN KEBIJAKAN

Salah satu kebijakan pokok pembangunan pendidikan nasional menurut Renstra Renstra Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014 memuat enam strategi yaitu :
1. Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Usia Dini (PAUD) Bermutu dan Berkesetaraan Gender;
2. Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Dasar Universal Bermutu dan Berkesetaraan Gender;
3. Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Menengah Bermutu, Berkesetaraan Gender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat;
4. Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Tinggi Bermutu, Berdaya Saing Internasional, Berkesetaraan Gender dan Relevan dengan Kebutuhan Bangsa dan Negara;
5. Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Orang Dewasa Berkelanjutan yang Berkesetaraan Gender dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat; dan
6. Penguatan Tata Kelola, Sistem Pengendalian Manajemen, dan Sistem Pengawasan Intern Pengembangan guru sebagai profesi.

Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK) sudah merupakan bagian yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Berkat TIK semua proses kehidupan menjadi lebih cepat, lebih efisien, lebih akurat, dan lebih indah. Perkembangan TIK juga sudah dimanfaatkan di dunia pendidikan, antara lain dalam proses belajar-mengajar, baik pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran jarak jauh (distance learning).

Aplikasi e-learning sudah bukan merupakan barang baru di dunia pendidikan. Proses belajar-mengajar tidak lagi mengenal keterbatasan ruang dan waktu. Bahkan TIK sudah memungkinkan terjadinya knowlegde sharing melalui e-book dan e-library. Demikian pula penerapan e-administrasi sudah menjadi keniscayaan di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. TIK memungkinkan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Namun demikian TIK dapat pula menimbulkan masalah. Perkembangan TIK dapat berbelok ke arah yang salah. Plagiarisme dalam dunia penulisan karya ilmiah dan perancanganserta pelanggaran terhadap hak atas kekayaan intelektual (HAKI) menjadi lebih terbuka. Akses anak di bawah usia dewasa pada situs-situs di jagat maya yang bukan peruntukkannya makin sulit dikendalikan. (Renstra Depdiknas 2010-2014).

B. SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS TIK

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam beberapa dekade terakhir berjalan sangat cepat sejalan dengan perkembangan teknologi telekomunikasi, termasuk jaringan komputer.Berbagai teknologi dan aplikasi pendukung juga telah dikembangkan sebagai upaya untuk mendukung dan mempermudah aktivitas kehidupan manusia dan organisasi, termasuk kegiatan belajar mengajar dalam dunia pendidikan.

Dalam menyikapi perkembangan dan kemajuan teknologi tersebut, para dosen dan guru dituntut untuk menguasai teknologi agar dapat mengembangkan materi-materi pembelajaran berbasis TIK dan memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran.Tujuannya adalah untuk memberikan kemudahan dan kesempatan yang lebih luas kepada pembelajar dalam belajar.Keutamaan pembelajaran berbasis TIK sangat banyak, baik bagi Guru, siswa maupun pihak sekolah, seperti yang dijelaskan dalam skema sbb :

Gambar 2.1 Keutamaan Pendidikan berbasis TIK.

TIK mencakup semua teknologi yang dapat digunakan untuk menyimpan, mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi dalam proses komunikasi. Yang termasuk teknologi ini adalah:
1. Teknologi komputer, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) pendukungnya. Di dalamnya termasuk prosesor (pengolah data), media penyimpan data/informasi (hard disk, CD, DVD, flash disk, memori, kartu memori, dll.), alat perekam (CD Writer, DVD Writer), alat input (keyboard, mouse, scanner, kamera, dll.), dan alat output (layar monitor, printer, proyektor LCD, speaker, dll.).
2. Teknologi multimedia, seperti kamera digital, kamera video, player suara, player video, dll.
3. Teknologi telekomunikasi, telepon, telepon seluler, faksimail.
4. Teknologi jaringan komputer, baik perangkat keras (LAN, Internet, WiFI, dll.), maupun perangkat lunak pendukungnya (aplikasi jaringan) seperti Web, e-mail, HTML, Java, PHP, aplikasi basis data, dll

C. PENTINGNYA SISTEM YANG INOVATIF
Pendidikan adalah perangkat strategis yang dibutuhkan masyarakat untuk secara kontinu bersaing dalam percaturan global dan untuk menciptakan standar kehidupan yang lebih baik.Hal ini menjadi suatu tantangan bagi institusi, termasuk perusahaan, sekolah, universitas, dan pemerintah yang mempunyai kaitan erat dengan dunia pendidikan dalam memasuki era persaingan global ini.

Persaingan yang terjadi tidak dapat dielakkan.Sekarang ini persaingan menjadi kunci bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan.Tumbuhnya persaingan secara global dengan negara-negara diseluruh dunia telah mengubah strategi bersaing dari banyak perusahaan.Bila sebelumnya tingkat persaingan antar perusahaan masih bersifat lokal, maka dengan terbentuknya kesepakatan perdagangan bebas, persaingan menjadi lebih meluas melewati batas-batas wilayah dan budaya.Sumber daya manusia yang handal adalah tuntutan yang tidak dapat ditawar lagi bagi perusahaan yang ingin bersaing.

Intitusi pendidikan terutama Sekolah Menengah Kejuruan dihadapkan pada beberapa masalah.Pertama, bila mereka mengikuti pola tradisional dalam menyelenggarakan pendidikan, mereka harus selalu membangun infrastruktur baru dan memelihara yang sudah ada.Tantangan lainnya meningkatnya biaya pendidikan seiring dengan meningkatnya tingkat inflasi. Untuk memecahkan masalah-masalah di atas, dibutuhkan usaha yang keras untuk menciptakan sistem belajar berbasis teknologi yang berkesinambungan dan terjangkau. (Setyawan, 2002)

Selanjutnya disebutkan bahwa model pembelajaran berbasis TIK, sesuai dengan Teori Belajar Behaviorisme, dimana Proses pembelajaran terjadi sebagai hasil pengajaran yang disampaikan guru melalui atau dengan bantuan media (alat). Sedangkan berdasarkan Teori Belajar Constructivism dikatakan bahwa Media digunakan sebagai sesuatu yang memberikan kemungkinan siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan.
Menurut Kozma (1991), menyatakan bahwa media dapat dibedakan dari teknologi (mekanik, elektronik, bentuk fisik), sistem simbolik (karakter alpha-numerik, objek, gambar, suara) serta sarana yang digunakan (radio, video, komputer, buku).

D. KEUNTUNGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS TIK

Meskipun masih menjadi fenomena baru, sistem pembelajaran berbasis TIK ini mempunyai keuntungan yang berbeda dengan sistem konvensional dan computer based training (CBT). Keuntungan yang diperoleh dari sistem pembelajaran berbasis TIK antara lain :
a. Menghemat biaya
Teknologi yang menggunakan TIK ini akan lebih menghemat biaya pendidikan pada sistem kelas tradisional. Sistem ini akan mengurangi biaya-biaya utama yang harus dikeluarkan baik siswa, guru, dan sekolah. Contoh : penghematan biaya kertas, biaya lembur, efisien waktu, hasil yang lebih cepat dan akurat dsb.

b. Memperbaiki Sistem Pengajaran
Implementasi pembelajaran berbasis TIK ini dalam proses pengajaran sangat banyak, antara lain :
- Memperbanyak aktifitas siswa, dengan sistem ini akan menuntut siswa untuk lebuh aktif . Siswa tidak hanya duduk dan medengarkan saja, tetapi dia akan lebih aktif dan harus bepikir. Siswa akan lebih mengontrol sistem pembelajarannya sendiri. Dengan kondisi ini maka siswa akan merasa lebih bertanggung jawab dan belajar secara efektif.
- Memperluas dalam perolehan sumber data dan sumber pengetahuan (knowledge resource), dengan terkoneksi internet secara global maka siswa dapat mengeksplorasi sendiri sumber-sumber data untuk dipelajari dan dianalisis. Internet yang menyipan berjuta-juta informasi dapat menjadi media perpustakaan bagi siswa.
- Kerjasama, dengan menggunakan discussion board maka siswa dapat saling berkomunikasi untuk berdiskusi, berdebat, dan saling bertuka pikiran dengan sesama siswa, dosen, bahkan orang luar secara global menggunakan koneksi internet.

c. Lebih nyaman
Dari berbagai penelitian diperoleh data bahwa siswa merasa lebih nyaman menggunakan system pembelajaran dengan TIK ini.Mereka lebih memiliki keberanian untuk bertanya kepada instruktur dan mendapatkan jawaban dari permasalahan mereka sesuai kebutuhan mereka.

d. Kebebasan siswa
Pembelajaran berbasis TIK ini mampu menyesiakan dengan berbagai type siswa dan personalitas seperti : kecepatan berpikir, masalah bahasa (verbal), akititas siswa dan lain sebagainya. Semua siswa akan merasa diperlakukan sama. Dengan demikian siswa akan lebih merasa bebas dan mampu berkonsentrasi kepada proses belajarnya daripada harus mempermasalahkan masalah sosial yang muncul. Dengan metode ini siswa dapat menentukan langkah-langkah pembelajaran dan penjadwalannya (schedule).Seorang siswa dapat belajar dengan waktu yang lama, dimana seharusnya dalam sebuah pembelajaran membutuhkan waktu beberapa jam.Dan dia dapat mengulangi pelajaran kapan pun bila mungkin mengalami sebuah kesulitan atau mungkin begitu tertarik terhadap mata kuliah tersebut. Hal ini akan memberikan sisi positif terhadap siswa yaitu menciptakan rasa bertanggung jawab dan disiplin pribadi terhadap apa yang telah dilakukan.

e. Kemudahan Pengajar
Seorang Guruakan lebih mudah mengajar karena dia dapat memeberikan materi pembelajaran dari mana saja dengan TIK, apalagi jika dilengkapi dengan sebuah koneksi internet.Dan seorang Gurudapat melakukan penilaian aktivitas siswa, nilai ulangan tengah semester, ujian akhir secara penilaian otomatis.

f. Materi pelajaran yang lebih dinamis
Seorang Gurudapat menambah mata pelajaran kapan pun dengan cepat.Dia dapat mengirimkan materi dari rumah ketika dia tadi lupa memberikan pelajaran ataupun ketika guru mempunyai sebuah inspirasi baru tentang materi pelajaran.Dengan demikian maka informasi materi pelajaran dapat up to date.

g. Membentuk sebuah komunitas
Dengan TIK orang mampu membuat komunitas yang mana orang dapat bertukar pikiran dan ilmu pengetahuan dengan mudah dan kapan saja. Sehingga orang dapat berinteraksi satu sama lain, dengan demikian akan menjadikan sisi humanisme dari teknologi ini. (William Horton, Designing Web-Based Training, Wiley, 2000)

E. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DI SMKN 1 SURABAYA

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah : (a) mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya; (b) membekali peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, (c) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.(Kurikulum SMK KTSP)

Melalui pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diharapkan dapat mewujudkan peningkatan potensi ekonomi tersebut, karena SMK mempersiapkan tamatan yang memiliki kompetensi produktif, adaptif dan inovatif untuk dapat menjadi tenaga terampil yang siap kerja sesuai dengan bidang dan program keahliannya. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian Teknologi Informasi sebagai bagian dari Pendidikan Menengah Kejuruan.

Adapun berbagai implementasi pembelajaran berbasis TIK di SMK Negeri 1 Surabaya antara lain :

a. PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT(PROJECT BASED LEARNING)

Project Based Learning (PBL ) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. PBL juga merupakan suatu reaksi terhadap teori yang pada dasarnya behaviorostik yang telah mendominasi pendidikan selama puluhan tahun. Pendekatan PBL merupakan suatu proses kompleks dan banyak fase berlangsung jauh melampaui drill oriental dan metologi stimulus dan response yang dikembangkan oleh pembelajaran berorientasi pada psikologi behaviorisme. Berdasarkan teori tersebut belajar terjadi hanya jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berfikir yang dimilikinya ( Nur, 2002).

Penggunaan metode Project Based Learning dapat diterapkan dengan salah satu mata diklat atau mata pelajaran yang sesuai dan hasilnya cukup bagus untuk perkembangan jiwa siswa serta sebagai guru karena sebagai salah satu upaya untuk merubah system convensional ke system modern dalam kegiatan belajar mengajar, dimana pihak guru yang aktif ( teacher-centered) menjadi student-centered.

Dalam PBL, para peserta didik belajar dan bekerja dengan cara kerja sama untuk memecahkan permasalahan dan akhirnya menyajikan hasil pekerjaan mereka kepada audience untuk di presentasikan. Memilih topik, object dan metode yang tepat hendaknya direncanakan dahulu. Adapun beberapa kelebihan metode pembelajaran berbasis project, diantaranya :
1. Relevant, PBL menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan para peserta didik secara kompleks, dan dirancang untuk berkembang sesuai dengan dunia nyata.
2. Challenging, PBL mendorong para peserta didik untuk memecahkan permasalahan secara kompleks.
3. Motivating, PBL dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk lakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
4. Interdisciplinary, PBL memerlukan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan peserta didik untuk menggunakan informasi dengan beberapa disiplin ilmu yang dimiliki.
5. Authentic, PBL melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
6. Collaborative, PBL mengadakan kerja sama/kolaborasi antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan instruktur, untuk memperluas komunitas, sehingga terjadi saling memberi dan menerima.
7. Fun, membuat suasana kelas menyenangkan, sehingga peserta didik maupun instruktur menikmatinya. (Bamboomedia, 2006)

Peran instruktur atau guru dalam PBL sebaiknya sebagai Fasilitator, Pelatih, Penasehat dan Perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi, kreasi dan inovasi dari siswa. Dalam PBL disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay out ruang kelas, seperti : traditional class (teori), discussiongroup (pembuatan konsep dan pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi). Atau buatlah suasana belajar menyenangkan, bahkan saat diskusi dapat dilakukan di taman artinya belajar tidak harus di dalam ruang kelas.

Selanjutnya dijelaskan bahwa langkah – langkah untuk membuat sebuah project dapat dilakukan seperti contoh dibawah ini :


Gambar 2.2 Pembentukan kelompok dan pembagian tugas

Gambar 2. 3 Gambaran simulasi dalam kerja kelompok

Gambar 2. 4 Pembuatan project bersama

Gambar 2. 5 Pengembangan potensi individu dalam kelompok

Dari ilustrasi tersebut siswa diharapkan dapat melakukan kegiatan serupa dengan mengambil topik yang terkait dengan multimedia, kemudian mempraktekkannya dengan pembuatan Majalah Digital.

Untuk dapat memperoleh hasil yang optimal, dalam pembelajaran berbasis project diperlukan tiga kondisi, seperti yang dijelaskan dalam website http://pbl-online.org (Boise State University and the Buck Institute for Education, July, 2007) dibawah ini :
Prior to planning your project, you may want to take a look at your teaching style and classroom environment. There are three ‘conditions’ that are necessary for successful Project Based Learning:
1. A strong teacher-student relationship. PBL works best when you have established a positive, communicative relationship with your students. PBL is a community-oriented, relationship-driven style of teaching and learning. If you enjoy working closely with students, you will enjoy Project Based Learning.
2. An atmosphere that emphasizes rigor and accountability: If you have set high standards for your students—and they know what is expected of them—they will perform much more successfully in projects. Project Based Learning requires that students take responsibility for their own learning. The more they understand the importance of solid learning and being accountable for results, the more they will be self-directed and high-performing.
3. An opportunity for student involvement. Project Based Learning does not require that your classroom be ‘student-centered.’ However, it does require process-oriented instruction. That is, you are in a constant dialogue with your students about what they are learning and what is important to them. Respectful listening and good communication will improve the quality of your projects.

Dalam pembelajaran berbasis project dapat terjadi apabila siswa memproses informasi dan pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga informasi itu bermakna bagi mereka dalam kerangka acuan mereka sendiri. Pembelajaran berbasis project mengasumsikan bahwa otak secara alami mencari makna dalam konteks yaitu dalam hubungan dengan lingkungan mutakhir tersebut dan tampak berguna. Orang dapat secara baik dalam konteks, dalam suatu yang terkait dengan kebutuhannya. Belajar terbaik dapat dikatakan dengan mengerjakan pekerjaan itu sendiri dalam proses penyelaman kembali ( refleksi ).

Secara lebih rinci diuraikan tujuh prinsip dalam proses pembelajaran yang baik :

1. Penemuan ( Inquiry )
Kegiatan pembelajaran diawali dengan pengamatan dalam rangka untuk memahami suatu konsep. Dalam praktek pembelajaran melewati siklus mengamati, bertanya, menyelidiki, menganalisa dan merumuskan teori baik secara individu maupun bersama - sama dengan teman lainnya. Penemuan juga merupakan aktivitas untuk mengembangkan dan sekaligus menggunakan keterampilan berfikir secara kritis.
2. Konstruktivisme (Contructivism)
Siswa membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman – pengalaman baru berdasarkan pengalaman awal. Pengalaman awal selalu merupakan dasar dan tumpuan yang digabung dengan siswa dilatih untuk mengenali ide – ide baru yang muncul. Bentuk refleksi yang digunakan dalam penelitian berupa diskusi.
3. Pemodelan ( Modelling )
Aktivitas guru dikelas memiliki efek modal bagi siswa. Jika guru mengajar dengan berbagai varian metode dan teknik pembelajaran, maka secara tidak langsung siswa pun akan meniru metode atau teknik yang dilakukan guru. Guru dapat melakukan aktivitas mengucapkan hal – hal yang difikirkan. Guru juga dapat melakukan sesuatu yang diinginkan agar siswa melakukannya.

b. TRY OUT ONLINE DENGAN SYSTEM SEACYBERCLASS

Seiring dengan kemajuan teknologi di dunia, maka muncul pemikiran untuk mengubah sistem ujian bersama yang lama dengan sistem ujian baru yang lebih efisien dan dinamis. SEACYBERCLASS merupakan sebuah terobosan untuk menggantikan sistem ujian bersama yang lama, dengan tidak mengubah inti dari ujian bersama, sistem ini menawarkan tingkat efisiensi yang tinggi dan pemanfaatan teknologi secara menyeluruh.

Syarat – syarat untuk dapat melaksanakan system pembelajaran SEACYBERCLASS al :
1. Mempunyai sambungan internet, dimanasambungan internet dengan bandwidth download minimal 512 kbps untuk pengunduhan soal dan upload minimal 128 kbps untuk mengirimkan hasil ekstraksi data
2. Mempunyai lab komputer / LCD untuk media ulangan bersama
3. Mempunyai Scanner LJK minimal 10 ppm dan software LJK scanner
4. Melaksanakan pelatihan tentang teknik pelaksanaan untuk Guru dan Teknisi Komputer serta Try out Online untuk siswa kelas XII sebagai persiapan UNAS.

Sebagai gambaran system Seacyberclass :


Gambar 2. 6 system Seacyberclass

Gambar 2. 7 system koreksi

Gambar 2. 8 pembahasan soal
Sumber : SEAMOLEC, 2010.

Gambar 2. 9 Pelatihan SeacyberClass di SMKN 1 Surabaya

Gambar 2. 10 Persiapan pembahasan soal di studio di SMKN 1 Surabaya
Sumber : Dokumentasi Kegiatan SBP Invest 2011 SMKN 1 Surabaya
Tujuan pembelajaran online di SMKN 1 sby :
1. Guru menyiapkan Bahan Ajar dengan PowerPoint.
2. Menyelaraskan kurikulum dengan standart Pembelajaran berbasis IT.
3. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam Proses Belajar Mengajar.
4. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana TIK dalam meningkatkan mutu Pendidikan di SMK Negeri 1 Surabaya

c. PEMBELAJARAN ONLINE

Sejalan dengan kebijakan Direktorat Pendidikan SMK dalam merintis sejumlah sekolah yang dikembangkan sebagai SMK Model, SMK Negeri 1 Surabaya sebagai salah satu SMK yang ditunjuk untuk SMK Model melaksanakan berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan sesuai dengan kebijakan tersebut.

Berbagai komponen yang akan dilaksanakan dalam kegiatan non fisik bidang pengembangan pembelajaran yang terdiri dari dua kelompok kegiatan yaitu : Pengembangan Bahan Ajar (Teaching and Learning Material) serta Pengembangan Kurikulum dan Sistem Penilaian (Curriculum and Assessment), sehingga sebagai salah satu implementasinya diperlukan inovasidalam E –Learning, yang sistemnya terintegrasi dengan web sekolah.

Karena kegiatan non fisik diarahkan untuk mendukung terbentuknya profil SMK Model ADB Invest, terutama untuk pengembangan pembelajaran dan kurikulum, maka untuk mengoptimalisasikan program khususnya dalam Implementasi Pembelajaran Berbasis TIK yang dalam periode SBI Invest telah dilaksanakan beberapa metode sebagai kegiatan awal, sehingga dengan adanya kegiatan ini diharapkan semua guru dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan metode – metode yang baru secara online.

Adapun pembelajaran online ini di lakukan dengan tujuan untuk :

1. Meningkatkan kompetensi tentang bagaimanamengoperasikan berbagai sarana dan prasarana untuk mengimplementasikan proses pembelajaran berbasis TIK;
2. Kemampuan mengaplikasikan modul – modul pembelajaran berbasis TIK dengan inovasi – inovasi baru dengan peralatan yang telah disediakan;
3. Kemampuan menjelaskan kompetensiadaptif, normatif dan produktif dengan metodologi baru sesuai dengan bidangnya.
Mampu menggunakan tools untuk pembelajaran dengan lebih efektif, sehingga hasilnya lebih baik serta dapat mengevaluasi dan menganalisa kegiatan belajar mengajarnya dengan teknologi baru.